Horor Komedi dengan Sentuhan Haru: Review Kang Solah From Kang Mak x Nenek Gayung



Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung sedang tayang di bioskop Indonesia dan langsung mencuri perhatian penonton. Mengusung genre komedi horor absurd, film ini menghadirkan tawa tanpa henti sekaligus drama keluarga yang menyentuh. Urban legend populer Nenek Gayung disulap jadi tontonan segar penuh humor receh, adegan absurd, hingga chemistry pemain yang bikin cerita terasa hidup.

Horor dengan Pendekatan yang Ringan dan Menarik

Film ini sebenarnya menyimpan banyak pesan kecil yang relatable dengan kehidupan sehari-hari. Film berdurasi sekitar 1 jam 56 menit ini menorehkan tingkah lucu sekaligus bikin deg-degan. Kombinasi horor + komedi + drama yang terasa menyatu, bukan setengah-setengah. Sutradara Herwin Novianto berhasil meramu mood yang naik-turun, tapi nggak bikin penonton lelah atau kehilangan energi.

Serangan Komedi Tanpa Henti

Salah satu kekuatan film ini: ritme komedinya yang konsisten. Dari adegan pembuka sampai kredit akhir, lawakan absurd dan receh muncul di tempat yang kadang nggak terduga—kadang ketika kamu siap buat tegang, malah dapet kejutan lucu yang meledak tawa.
Karakter seperti Solah Vincenzio, Dara Gonzales, Yuyun Bonaparte, hingga Sigi Luciano bukan sekadar nama lucu, mereka menjadi elemen penting yang memperkuat identitas film sebagai tontonan absurd yang tetap punya “nyawa”.

Chemistry Rigen & Davina: Bikin Ikut Baper

Jalan cerita film ini membawa Solah (Rigen Rakelna) pulang ke kampung halamannya, hanya untuk menemukan dirinya dianggap “sudah mati” oleh warga desa. Konflik makin kerasa saat Dara (Davina Karamoy), kekasihnya, dijodohkan ke adiknya sendiri. Drama keluarga pun muncul. Tidak hanya bikin tegang, tapi juga meninggalkan rasa haru.

Chemistry yang ditampilkan Rigen dan Davina terasa natural dan hidup. Di antara tawa dan absurdnya komedi, mereka bisa menyelinapkan adegan baper yang bikin “eh, kok ini juga kena ya”. Mereka memperkaya film ini lewat emosi yang nggak berlebihan, tapi cukup untuk membuat kita peduli ke karakter.

Jokes & Setting yang Kurang Nyambung

Walaupun mayoritas menghibur, ada beberapa momen yang terasa “keluar jalur”. Beberapa dialog atau joke terasa terlalu modern untuk latar cerita di tahun 70-an, misalnya karakter Kang Mas Pusi yang minta izin “mengambil paket”. Gestur semacam ini agak menabrak konsistensi zaman cerita. Selain itu, latar desa yang konon di sekitar Jawa Barat dibuat terasa “umum”, hampir nggak ada aksen lokal yang kentara. Ini mungkin disengaja supaya cerita lebih ramah universal, tapi sedikit mengurangi keautentikan atmosfer lokal.

Menariknya: film ini sadar diri. Keanehan-keanehan kecil itu tidak ditekankan sebagai “kesalahan besar”, melainkan justru jadi bagian dari ciri khas komedinya. Jadi, bagi sebagian penonton, itu malah jadi bagian dari daya tarik.

Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung  bukan cuma suguhan horor atau lelucon garing biasa. Di dalamnya ada cinta, pengkhianatan, persahabatan, dan konflik keluarga. Ikatan antara Solah dan teman-temannya (Supra, Fajrul, Jaka) membawa kedalaman tersendiri di tengah tawa dan absurd. Jika kamu cari film yang bisa bikin ngakak, nyiprat kaget (jumpscare), dan sesaat mikir “kok bisa ya?”, film ini cocok banget buat kamu tonton di bioskop.




Post a Comment

Previous Post Next Post

Tag Terpopuler

Contact Form